Strategi dan taktik Islami dalam kehidupan sehari-hari di bidang tauhid, ibadah, akhlak, muamalah, dan siyasah.

Berfokus pada manajemen (ruang lingkup, waktu, finansial, dan mutu), dan penampilan terbaik alami dari karakter ruhani dan jasmani sesuai ajaran Islam.

~ Hamba Allah ~

Al Hambra, Granada, Andalusia, Spanyol - 1001 Inventions: Muslim heritage in our world. Foundation for Science, Technology, and Civilization

Muhammad Saw The Super Leader Super Manager, Spectrum 2
Bisnis dan Kewirausahaan


The act of entrepreneurship is an act patterned after modes of coping with early childhood experience. (Coolin dan Moores (1964) dan Zaleznik (1976))


Salah satu aspek kehidupan Muhammad Saw yang kurang mendapatkan perhatian serius adalah kepemimpinan beliau di bidang bisnis dan enterpreunership. Muhammad Saw lebih dikenal sebagai seorang Rasul, pemimpin masyarakat atau “negara", dan pemimpin militer. Padahal sebagian besar kehidupannya sebelum menjadi utusan Allah adalah sebagai seorang PENGUSAHA.

Muhammad Saw merintis karir dagangnya ketika berumur 12 tahun.
Memulai usahanya sendiri ketika berumur 17 tahun, sampai menjelang beliau menerima wahyu di usia sekitar 37 tahun.

Dengan demikian, Muhammad Saw telah berprofesi sebagai pedagang selama lebih kurang 25 tahun ketika beliau menerima wahyu. (Angka ini lebih lama sekitar dua tahun dari masa kerasulan beliau yang berlangsung selama 23 tahun.)


Masa Kecil Membentuk Jiwa Wirausaha


Perhatian terhadap aspek bisnis Muhammad Saw ini mulai mengemuka seiring dengan munculnya kembali Konsep Ekonomi Islam. Selain membangun kerangka teori ekonomi Islam dan berbagai aspeknya, juga dicari tokoh yang dapat dijadikan teladan dalam pengelolaan sumber-sumber ekonomi. Muhammad Saw merupakan figur yang tepat dijadikan sebagai teladan dalam bisnis dan perilaku ekonomi yang baik. Beliau tidak hanya memberikan tuntunan dan pengarahan tentang bagaimana kegiatan ekonomi dilaksanakan, tetapi beliau mengalami sendiri menjadi seorang pengelola bisnis.

Poin-poin penting dalam bagian ini:

1. Kewirausahaan (enterpreunership) tidak terjadi begitu saja tetapi hasil dari suatu proses panjang dan dimulai sejak beliau masih kecil.

2. Pengalaman masa kecil dapat mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan seseorang. “Many great men started as newspapes boys.”, kata orang bijak.

3. Muhammad Saw mempunyai pengalaman pahit dengan terlahir sebagai anak yatim.

4. Muhammad kecil harus membantu ekonomi keluarga sang paman (Abu Thalib) dengan bekerja “serabutan” kepada penduduk Mekkah.

5. Pekerjaan mengembala ternak merupakan pekerjaan yang umum dilakukan oleh para Nabi dan Rasul, seperti Musa, Daud, Isa ‘alaihum salaam. Begitu juga Muhammad Saw pernah mengembala ternak penduduk Mekkah.

6. Pekerjaan mengembala ternak merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian LEADERSHIP dan MANAJEMEN yang baik.



Fungsi Leadership Penggembala


Path Finding -> Mencari -> Padang gembalaan yang subur

Directing -> Mengarahkan -> Mengiring ternak ke padang gembalaan

Controlling -> Mengawasi -> Agar tidak tersesat atau terpisah dari kelompok

Protecting -> Melindungi -> Dari hewan pemangsa atau pencuri

Reflecting -> Perenungan -> Alam, manusia, dan Tuhan


7. Dalam proses pengembalaan ternak ini, mereka mempunyai banyak waktu untuk melakukan perenungan tentang berbagai hal. Misalnya tentang masyarakat di sekitarnya, tentang alam, dan Tuhan. Hal ini sangat berpengaruh pada pembentukan jiwa kewirausahaan yang Muhammad Saw pilih di kemudian hari. Latar belakang ini pula yang mungkin membuat beliau menjadi seorang pemimpin yang ideal dan mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap orang-orang yang kurang beruntung, seperti anak-anak yatim dan orang-orang miskin.





 

Fungsi Leadership Business 

PATH FINDING -> Mencari -> Padang gembalaan yang subur
(peluang bisnis yang subur)

DIRECTING -> Mengarahkan -> Mengiring ternak ke padang gembalaan
(mengerahkan/mobilisasi sumber daya modal, produksi, dan manusia ke tempat peluang bisnis yang subur tsb)

CONTROLLING -> Mengawasi -> Agar tidak tersesat atau terpisah dari kelompok
(agar selalu mengikuti petunjuk bisnis Rasulullah)

PROTECTING -> Melindungi -> Dari hewan pemangsa atau pencuri
(dari efek buruk eksternal dan internal yang dapat membahayakan kelangsungan kesejahteraan para karyawan dan usaha)

REFLECTING -> Perenungan -> Alam, manusia, dan Tuhan
(semua dari Allah, dipergunakan untuk kesejahteraan diri, keluarga, dan umat di jalan-Nya, dan akan kembali pada Allah)


Perjalanan Dagang Muhammad Saw


Karir bisnis Muhammad Saw dimulai ketika beliau ikut pamannya berdagang ke Syiria saat umur 12 tahun. Menjelang usia dewasa, beliau memutuskan memilih sector dagang sebagai karirnya. Dalam merintis karirnya, beliau membeli barang dari satu pasar kemudian menjualnya kepada orang lain. Sampai kemudian beliau menerima modal dari para investor dan juga dari para janda kaya dan anak-anak yatim yang tidak sanggup menjalankan sendiri bisnis mereka. Mereka menyambut baik seseorang yang jujur untuk menjalankan bisnis dengan uang yang mereka miliki berdasarkan kerjasama Mudharabah.

Dengan demikian, terbukalah kesempatan yang luas bagi Muhammad Saw untuk memasuki dunia bisnis dengan cara MENJALANKAN MODAL ORANG LAIN, baik dengan UPAH (fee based) maupun dengan SISTEM BAGI HASIL (profit sharing).

Dalam melaksanakan bisnisnya, beliau memperkaya diri dengan KEJUJURAN, KETEGUHAN MEMEGANG JANJI dan SIFAT MULIA LAINNYA.

Sebagai seorang pengusaha perdagangan, besar kemun gkinan Muhammad Saw juga MENDATANGI PASAR-PASAR INI BERULANG KALI sebagaimana pedagang-pedagang Quraisy lainnya. Hal ini perlu dilakukan untuk MENGEMBANGKAN dan MEMPERTAHANKAN LANGGANAN serta MITRA BISNIS.

Hal ini pula mungkin yang dilakukan oleh Muhammad Saw ketika membawa barang dagangannya ke berbagai penjuru negeri Arab.

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Ada seorang pedagang yang meminjamkan sesuatu kepada orang lain dan ketika si pengutang mengalami kesulitan untuk membayar, dia berkata kepada karyawannya, “Maafkanlah ia sehingga Allah akan mengampuni kita pula.“ Lalu Allah mengampuni pedagang tersebut.” (HR. Bukhari No. 2078)



Bisnis Setelah Menikah 

Perjalanan karir Muhammad Saw di bidang perdagangan dapat dirumuskan sebagaimana berikut. Muhammad Saw telah mengenal perdagangan di usia 12 tahun (diistilahkan magang/internship). Hal ini terus dilakukan sampai usia 17 tahun ketika beliau mulai membuka usaha sendiri. Waktu itu pamannya menganjurkan beluiau untuk berdagang agar beban keluarga mereka dapat berkurang. Dengan demikian pada usia ini beliau sudah menjadi pemilik modal Makkah mempercayakan pengelolaan perdagangan mereka kepada Muhammad Saw beliau menjadi seorang investment manager.

Ketika beliau menikah dengan Khadijah dan terus mengelola perdagangannya, maka status beliau naik menjadi business owner. Ketika usia beliau menginjak pertengahan 30-an, beliau menjadi seorang investor dan mulai memiliki banyak waktu untuk memikirkan kondisi masyarakat. Pada saat ini mungkin beliau sudah mencapai apa yang diistilah oleh Robert T Kiyosaki sebagai kebebasan uang (financial freedom) dan waktu menurut ukuran masa itu.



Usia (tahun) Karir


12 INTERNSHIP/magang usaha dan dagang

17 MANAJER/agen usaha mandiri perdagangan regional

25 BUSINESS OWNER dan INVESTOR ALLIANCE

37 Peduli dengan masalah akhlak, sosial, dan ekonomi masyarakat (Community Development Responsibility / CSR)

40 BERDAKWAH meluruskan tatacara dan moralitas BISNIS umat

53 Membangun pasar di samping masjid

63 Memastikan umat tidak merugi di akhirat nanti karena pola bisnis riba, haram, dan tidak bermoral



Contoh Perdagangan oleh Muhammad Saw

Pada masa antara awal kenabian dan hijrah ke Madinah, Muhammad Saw lebih banyak melakukan transaksi PEMBELIAN. Sedangkan transaksi PENJUALAN lebih banyak dilakukan ketika beliau di Madinah. Contoh transaksi penjualan yang dilakukan beliau adalah menjual dengan cara LELANG.

Ketika melakukan transaksi pembelian, kadangkala Muhammad Saw menggunakan SISTEM KREDIT. Sebagai tanda terima kasihnya terhadap orang yang telah rela memberik transaksi kredit kepadanya, Muhammad Saw seringkali MEMBAYAR HUTANGNYA DENGAN MELEBIHI HARGA YANG DIPEROLEH. Bahkan dalam perjalanan waktu beliau menganjurkan kepada para sahabat agar melebihkan pembayaran hutang DENGAN SYARAT TIDAK ADA PERJANJIAN DI AWAL TRANSAKSI YANG DAPAT MENYEBABKAN RIBA.



Kekayaan Muhammad Saw
 

Tidak ada catatan lengkap menggambarkan berapa kekayaaan yang dimiliki Muhammad Saw, baik ketika sebelum menjadi rasul maupun dalam masa kenabian. Diantara informasi tentang kekayaan Muhammad Saw sebelum kenabian adalah jumlah mahar yang dibayarkannya ketika menikahi Khadijah. Konon, dia menyerahkan 20 ekor unta muda sebagai mahar. Menurut satu riwayat, ditambah dengan 12 uqiyah (ons) emas. Kekayaan itu semakin bertambah semenjak menikah dengan Khadijah dan terus dikembangkan memalui perdagangan.

Poin-poin penting pada bagian ini:

1. Harta Muhammad Saw terbagi tiga: (a) Fai’, yakni harta dari Allah tanpa melalui pertempuran, misal yang didapat dari Bani Nazhir (Yahudi) yang mengingkari pakta perdamaian Madinah. (b) As Shafi, yakni harta yang dipilih Rasulullah dari rampasan perang (ghanimah) sebelum di bagikan. (c) As Sahm, yaitu beberapa bagian di luar seperlima yang merupakan hak Rasul.

2. Muhammad Saw tidak takut miskin.

Suatu ketika datang seseorang kepada beliau untuk meminta sesuatu, oleh beliau diberikanlah orang itu kambing yang banyak. Saking banyaknya sampai memenuhi jalan antara dua bukit. Lalu orang itu kembali kepada kaumnya dan berkata, “Masuk Islam lah kalian semua, sesungguhnya Muhammad bila memberi dia seperti orang yang tidak takut miskin.”

Ketika kembali dari perang Hunain, beliau disodori uang hasil rampasan perang. Beliau berkata, “Letakkan uang itu di masjid dan jumlah uang itu yang terbanyak yang pernah diterimanya. Kemudian beliau shalat di masjid itu, tanpa menoleh kepada uang tadi. Ketika beliau selesai shalat beliau duduk dekat uang itu dan memberikannya kepada setiap orang yang memintanya. Kemudian baru beliau berdiri setelah uang tersebut habis.”

3. Sebagian harta yang dimiliki Muhammad Saw berasal dari hadiah yang diberikan oleh sahabat atau para pembesar atau penguasa yang menjalin hubungan diplomatik dengan beliau. Misal berupa beberapa hamba sahaya, 20 potong baju pembesar Mesir dan umamah (kain penutup kepala untuk laki-laki), keledai, unta, 100 gram emas, dan lainnya. Sebagai balasannya, beliau juga memberikan hadiah-hadiah kepada beberapa orang penguasa seperti kepada gubernur Kisra di Yaman berupa emas dan perak.

Karena salah satu ciri seorang nabi dan rasul adalah menerima hadiah tapi tidak menerima sedekah.

4. Tidak terpengaruh dengan harta, pangkat, dan kedudukan untuk mengurungkan niat mendakwahkan Islam

Suatu ketika, seorang utusan Quraisy bernama Utbah bin Rabi’ah datang menemui Muhammad Saw, “Anakku”, katanya, “Seperti kamu ketahui, dari segi keturunan engkau mempunyai tempat di kalangan kami. Engkau telah membawa soal besar ke tengah-tengah masyarakatmu, sehingga mereka cerai-berai karenanya. Sekarang, dengarkanlah, kami akan menawarkan beberapa hal, kalau-kalau sebagian dapat kau terima. Kalau dalam hal ini yang kamu inginkan adalah harta, kami siap mengumpulkan harta kami, sehingga hartamu menjadi yang terbanyak di antara kami. Kalau kamu menghendaki pangkat, kami akan angkat engkau di atas kami semua. Kami tidak akan memutuskan suatu perkara tanpa persetujuanmu. Kalau kedudukan raja yang kamu inginkan, kami nobatkan kamu sebagai raja kami. Jika kamu dihinggapi penyakit yang tidak dapat disembuhkan, akan kami usahakan pengobatannya dengan harta-benda kami sampai kamu sembuh.”

Ketika Utbah telah selesai, Muhammad Saw membacakan surah As Sajadah. Utbah diam mendengarkan kata-kata yang begitu indah itu. Dilihatnya sekarang yang berdiri di hadapannya bukanlah seorang laki-laki yang didorong oleh ambisi harta, ingin kedudukan atau kerajaan, juga bukan orang yang sakit, melainkan orang yang mau menunjukkan kebenaran, mengajak orang kepada kebaikan. Ia mempertahankan sesuatu dengan cara yang baik, dengan kata-kata penuh mukjizat. Selesai Muhammad Saw membacakan itu Utbah pergi kembali kepada kaum Quraisy. Nyata baginya bahwa Muhammad Saw bukan seseorang yang gila harta dan jabatan. Tidak mudah termakan bujuk rayu duniawi.





Posisi Kehidupan Ekonomi Muhammad Saw


- PERNAH KAYA Teladan dalam berinteraksi dengan harta, syukur, aktif dalam bisnis
- HIDUP SEDANG Teladan dalam hidup normal, bersahaja
- HIDUP SEDERHANA Teladan dalam menjaga kehormatan, bersabar


Wafat dengan Penuh Kesederhanaan


Menjelang wafatnya, harta yang dimiliki Muhammad Saw semakin habis. Husain Haikal (2002) mengisahkan bahwa di hari-hari sakit yang membawa kepada wafatnya, Muhammad Saw memiliki harta tujuh dinar. Karena khawatir ketika meninggal harta itu masih di tangannya, maka dimintanya supaya uang itu disedekahkan.
Dengan demikian, Muhammad Saw meninggal dunia dengan tidak meninggalkan kekayaan duniawi kepada siapapun (juga tidak ada hutang kepada siapapun, red). Ia pergi melepaskan dunia ini seperti ketika ia datang. Sebagai peninggalan ia mewariskan Al Qur’an dan sunnahnya untuk dijadikan pedoman oleh umat manusia. (Mungkin kita juga sebagai orang tua harus mewariskan ilmu Al Qur’an dan hadits-hadits kepada anak-anak kita baik dengan mengajarkannya langsung dan/atau menyekolahkannya, red.)


Uang bukanlah Segala-galanya
 

Rasulullah merupakan seorang pelaku bisnis yang sangat berhasil di jamannya. Ada beberapa prinsip utama yang patut kita contoh dari perjalanan bisnisnya.

1. Ternyata uang bukanlah modal utama dalam berbisnis, modal utama dalam usaha adalah membangun kepercayaan dan dapat dipercaya (Al-Amin).

“Money is not number one capital in business, the number one capital is trust.”


2. Kompetensi dan kemampuan teknis yang terkait dengan usaha.
Beliau mengenal dengan baik pasar-pasar dan tempat-tempat perdagangan di jazirah Arab. Beliau juga mengetahui seluk beluk aktifitas perdagangan dan perekonomian. Beliau mengetahui untungnya perdagangan dan bahayanya riba, sehingga beliau menganjurkan jual-beli dan menghapuskan system riba.


3. Keberhasilan dalam bisnis tanpa menggunakan cara-cara yang tidak baik.
Beliau adalah seorang yang berhasil dalam bisnisnya tanpa menggunakan cara-cara yang tidak baik. Beliau meyakini bahwa kesuksesan bisnis yang BERKELANJUTAN hanya dapat dicapai dengan CARA YANG SEHAT. Beliau melarang menyembunyikan cacat barang yang diperdagangkan, melarang melakukan jual beli yang mengandung ketidakpastian (gharar), dan tindakan-tindakan yang tidak baik lainnya dalam berekonomi.



Akhir Kata


Teladan dan tuntunan yang diberikan oleh Rasulullah Saw dalam bisnis dan berekonomi ini semakin banyak dibuktikan oleh teori-teori ekonomi dan manajemen modern. Teori-teori itu semakin mendekat pada ajaran-ajaran Rasulullah Saw tentang bagaimana seharusnya roda ekonomi digerakkan dan bagaimana bisnis dijalankan.


Siap menjadi ENTERPRENEUR dan BUSINESS LEADER sekarang juga?

Insya Allah!


3. Menata Keluarga Harmonis
4. Manajemen Dakwah
5. Kepemimpinan Sosial Politik
6. Sang Pembelajar & Guru Peradaban
7. Pengembangan Hukum
8. Kepemimpinan & Strategi Militer


(Muhammad Syafii Antonio (Nio Gwan Chung), "Muhammad Saw The Super Leader Super Manager", Penerbit TAZKIA Publishing, Cetakan XVI. 2009)
1 Komentar untuk "Muhammad Saw The Super Leader Super Manager, Spectrum 2
Bisnis dan Kewirausahaan"

──────████──█──█─█──────
──────█──█──█──█─█──────
──────████──█──█─█──────
─────────███████─█──────


█████████████████████
----------What Can I Say----------
█████████████████████
----------I Love الله(SWT)---------
█████████████████████
...---I Love Muhammad ( SAWS)---
█████████████████████
----A Blessing To Be A Muslim----
█████████████████████
--------La Ela Ha Ill Allah---------
█████████████████████

Bismillah tawakkaltu alallah.
Hasbunallah ni'mal waqil,ni'mal maula wa ni'man nashiirr...laa hawla wala quwwata ilabilahil aliyyil adzim....

The Way™ شريعة, syari'ah

A leader is one who 'Knows' The Way™, 'Goes' The Way™, and 'Shows' The Way™.
and I'm a Leader yet a servant to my tribe.
InshaAllah انشـــــاء الله My Way™ MFL

With loving and praise,
Salam سَلَـٰمٌ۬‌ۚ 99 - qurʾānahu-ḏikrallāh

محَمد فندي ليوع MFL™
~ ӍΞ, ӍƳŞΞĹƑ,Ĭ'Ӎ ӍƑĹ™ ~

Back To Top